Bagi penggemar fotografi dan yang gemar berpetualang, tempat ini sangat asyik untuk ditembus atau dikunjungi. Di samping air terjunnya yang memang indah, lingkungan di sekitarnya pun sangat eksotis untuk dijadikan obyek foto. Kontur bebatuan karst yang khas dengan tekstur yang unik menjadi obyek foto yang sangat menarik.
Sayangnya, belum ada kendaraan umum yang bisa mencapai lokasi. Yang ada hanya truk atau mobil bak terbuka yang kadang sopirnya berbaik hati memberi tumpangan. Namun idealnya bila ingin ke sana sebaiknya menggunakan kendaraan pribadi.
Untuk mencapai ke tempat ini, dari jalan raya Yogyakarta - Wonosari, ambil pertigaan ke arah Playen. Jalan ini lumayan bagus, meski di beberapa tempat agak bergelombang. Hingga melewati kantor kecamatan Playen mungkin agak membingungkan karena belum terpasang papan penunjuk arah. Jangan segan untuk bertanya, karena masyarakat cukup ramah dan dengan sukarela membantu. Namun tak perlu khawatir, karena setelah itu penunjuk arah mulai terpasang di setiap persimpangan, sehingga sangat membantu pengunjung.
Setelah melewati jalan aspal halus, tiba saatnya menempuh jalan yang tidak rata. Sekitar 3 km menjelang lokasi, jalan memang belum teraspal. Jalanan berupa batu putih yang ditata. Namun ketidak nyamanan ini terobati dengan pemandangan di perjalanan yang memang indah. Di kiri kanan jalan, berjajar rapi pohon jati dan hutan pohon kayu putih, kadang diselingi dengan kebun jagung. Setelah membayar retribusi yang cukup murah, Rp 2500 / orang, kendaraan diarahkan menuju lokasi wisata. Jalannya cukup ekstrim, kecil, tidak rata dan berkelok-kelok.
Sebagai tempat wisata baru, fasilitas pendukung pun juga belum dibangun. Tempat parkir, warung makan dan kamar mandi umum masih bersifat darurat. Namun penduduk sekitar yang memanfaatkan wisata air terjun ini sebagai mata pencaharian baru sangatlah kooperatif. Dengan ramah, mereka membantu mengatur kendaraan yang parkir agar tertata rapi.
Setelah memarkir kendaraan, pengunjung berjalan menuju tepi sungai Oya. Jaraknya sekitar 300 meter dan menurun cukup tajam. Namun adanya trap / tangga dari batu putih yang belum permanen cukup membantu, meskipun bila hujan turun bisa dipastikan akan menjadi sangat licin.
Sesampai di tepi sungai, hawa dingin air dengan rimbunnya tumbuhan di tebing sepanjang sungai membuat suasana menjadi adem dan tenang. Dari sini, pengunjung naik perahu gethek bermotor menuju lokasi air terjun. Ongkos naik perahu sebesar Rp 5.000 / orang untuk antar dan jemput. Jaraknya tidak jauh, hanya butuh waktu lima menit dari pangkalan perahu ke air terjun. Dalam perjalanan naik perahu yang singkat, dapat dilihat indahnya tekstur bebatuan kapur yang dibentuk oleh air selama ratusan tahun. Sesekali didapat sapaan dan senyuman ramah penduduk yang sedang memancing di tepi sungai. Sebetulnya ada jalan lain untuk mencapai air terjun, yaitu menyusuri jalan setapak di pinggir sungai. Namun kapan lagi ada kesempatan naik perahu di sungai?
Hingga akhirnya sampailah di air terjun Sri Gethuk yang memiliki panorama nan eksotis. Rasanya keindahannya tak mampu diceritakan di sini. Bagi yang sedang berlibur ke Yogyakarta, tidak rugi meluangkan waktu untuk mampir ke tempat wisata yang masih perawan ini. Sumber : Kratonpedia.
{ 2 Comments... Views All / Send Comment! }
wah ini baru namanya tempat liburan,
cz asik banget tuh tempatnya
wow......
indah sekali air terjun nya ...........?
kpn8 bleh main k sna mas ?
Post a Comment